- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
KISAH PERIAS JENAZAH GRATIS
Part II (Kekurangan Bukan Penghalang)
Tak hanya makeup kadaluarsa, Elsa juga menerima
sumbangan rambut palsu. Hati Elsa memang tak ada habisnya untuk berbuat baik,
rambut palsu tersebut ia berikan kepada mereka yang menghadap Tuhan dengan
kondisi kehilangan helai-helai rambutnya karena melawan kanker selama hidupnya.
Keprihatinan dan rasa miris yang dirasa oleh wanita berdarah
Batak ini memicu perbuatan baik orang lain yang ada di sekitarnya. Elsa miris
melihat teman-teman pecinta makeup menyia-nyiakan barang kosmetik yang tidak
habis terpakai dan membuangnya setelah melewati batas kadaluarsa. Tatkala ia
ingin menjaga lingkungan dari sampah kosmetik.
Dengan rambut bondolnya ia berharap barang-barang itu bisa
jatuh ketangannya untuk merias jenazah dibanding terbuang sia-sia.
“Banyak teman-teman saya yang beli makeup mahal, begitu
kadaluarsa, dibuang. Karena sebagai orang yang peduli dengan lingkungan juga,
daripada itu dibuang, mending buat saya makeup jenazah,” tuturnya.
Bermula pada 2017 silam, pemilik akun Facebook Gloria Elsa
Hutasoit ini mengunggah tulisan pada laman Facebooknya. Namun nihil, tak
seorang pun menggubris tulisannya, dan ia mengurungkan unggahannya lalu
menghapusnya.
Hingga saatnya Elsa berada dititik kehabisan bahan dan harus
melengkapi kembali peralatan makeup, namun perekonomian tidak mendukung Elsa
untuk bisa membelinya. Keterbatasan untuk membeli bahan makeup bukan menjadi
penghalang bagi ibunda Lionel untuk berbuat kebaikan. Ia kembali membuka donasi
di laman Facebooknya pada 2018, namun terjadi lagi, yang menggubris hanya
segelintir teman di Facebooknya.
Beriringan dengan berjalannya waktu, sekelompok komunitas MUA
dan beauty blogger mengangkat dan membagikan kembali postingan Elsa. Setelah
diangkat oleh beberapa kalangan, tak disangka, Elsa menerima banyak sumbangan
dari berbagai kalangan. Bahkan tak ada hentinya ia menerima sumbangan, ada saja
kurir ekspedisi barang memanggil namanya dari depan rumah dan memberikan
sepaket sumbangan makeup.
Semakin hari semakin banyak orang-orang terusik untuk bisa
membantu Elsa berbuat kebaikan. Seperti halnya Veronica Kintan Pravasthi salah
satu pengikut akun Instagram @gloriaelsa_hutasoit, wanita 22 tahun ini tergerak
hatinya untuk memberikan sumbangan kepada Elsa. Melalui sosial medianya, ia
mengenal Elsa dan ia tahu bahwa Elsa membutuhkan bahan untuk merias jenazah.
Memiliki beberapa makeup yang hampir kadaluarsa dan beberapa yang sudah
kadaluarsa kemudian ia kumpulkan. Ia pun memikirkan dampaknya bagi lingkungan
jika dibuang sembarang. Pemilik akun Instagram @kintanpravasthi ini memutuskan
untuk menyumbangkanya kepada Elsa yang lebih membutuhkan barangnya. Ia sedikit
tahu bahwa Elsa pun akan memberikan sebagian kepada orang-orang disabilitas.
“Aku nyumbang karena pertama aku memang punya makeup yang
sudah expired, tidak terpakai, dan hampir expired. Sebenernya karena bingung mau buang kemana,
karena kan ada beberapa yang memang tidak boleh dibuang sembarangan juga kan.
Aku juga ada banyak barang yang masih banyak belum perpakai. Setelah lihat dari
beberapa akun instgra kalau ternyata untuk disabilitas juga, aku semakin
berniat kasih dan biar banyak orang yang tergerak hatinya buat memberi juga,”
jelasnya.
Kintan sudah lebih dari duakali ia mengirimkan donasi makeup
kepada Elsa dan masih mengumpulkan dari teman-temannya untuk dikirim ke
kediaman Elsa, Petogogan, Jakarta Selatan.
Melihat alasan yang dilontarkan oleh penyumbang, Kintan
Pravasthi, menggambarkan kepekaan dirinya terhadap lingkungan sekitar.
Pasalnya, campuran kimia yang terkandung dalam kosmetik mampu mencemari
lingkungan sekitar. Kandungan berbahaya tersebut seperti zat merkuri,
exfoliants, dan berbagai zat lainnya berbahaya jika terhampar dalam tanah.
Akibatnya, zat-zat berbahaya tersebut dapat mencemari tanah, dan jika menembus
hingga sumber air, air akan tercemar dan menjadi beracun. Seorang aktivis Wahana
Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Sawung Eknas menjelaskan hal tersebut
dengan ramah kepada waratawan Suara.com
saat dihubungi langsung.
“Jelas bahaya. Zat-zat seperti merkuri, exfoliants, zat yang
terkandung dalam bedak misalnya, beberapa ada yang tidak dapat terurai.
Akibatnya, mencemari air dan tanah,” jelasnya melalui pesawat telepon.
Seseorang seperti Gloria Elsa yang mau menerima limbah
kosmetik patut menjadi teladan. Sawung Eknas melontarkan apresiasi kepada Elsa
perihal yang dilakukan Elsa dalam hidupnya. “Bagus! Dari pada (limbah kosmetik)
dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir),” ucapnya.
“Tapi, jangan sampai itu (kosmetik pada jenazah) ‘bocor’ (ke
tanah). Karena yang tidak SNI ada beberaa barang yang riskan. Jangan sampai itu
masuk ke badan air, terkontaminasi,” tambahnya.
Bukan hanya Kintan, hal serupa juga dilakukan oleh mahasiswa
Bina Nusantara, Nissi Taruli Felicia Naibaho. Nissi 22 tahun yang merupakan
teman tuli sejak kecil ini melibatkan kawan-kawannya untuk berbuat baik, ia
mengumpulkannya dan mengirimkan makeup tersebut kepada Elsa.
“Makeup-makeupnya tidak terpakai, tapi sayang kalau dibuang,
jadi saya sumbangkan,” katanya.
Niat baik Elsa melahirkan banyak orang baik, yakni sebagai
penyumbang. Penyumbang lain banyak dari kalangan masyarakat umum, mahasiswa,
beauty blogger, beauty vlogger, hingga mereka yang punya online shop pun
berlangganan untuk memberikan sumbangan makeup kepada Elsa.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar