TUTORIAL APLIKASI NEO+, APLIKASI PENGHASIL UANG

Ada Bahagia dalam Duka

KISAH PERIAS JENAZAH GRATIS

Part III Kebaikan Jangan Dipendam


Semakin sering banyak panggilan, Elsa merasa butuh banyak teman di luar sana yang mampu merias jenazah. Panggilan dari Surabaya, Medan, dan kota di luar Jakarta lainnya menghalangi Elsa untuk menolong mereka yang membutuhkan jasanya. Bagaimana mungkin Elsa bisa terbang dalam sekejab.
Tak ingin membuat hidupnya sia-sia, Gloria Elsa membentuk wadah bagi mereka yang ingin berbuat kebaikan. Ia menyebutnya Maraton kebaikan. Dengan keterbatasan ekonomi yang ia alami, berbuat baik tetap ia lakukan demi orang yang membutuhkan, hingga ia membuka kesempatan untuk orang berbuat baik.

Mulanya, maraton kebaikan hanya saluran donasi makeup untuk merias jenazah dengan kampanye “Don’t throw your makeup”, semakin kini, maraton kebaikan semakin meluas, bukan hanya soal donasi makeup, namun banyak produk yang diciptakan maraton kebaikan.
Maraton kebaikan melahirkan orang-orang yang memiliki panggilan jiwa untuk bisa membantu sesama yang dalam keadaan duka. Setiap merias, ujaran pujian banyak ia terima. Tak hanya pujian, banyak yang meminta untuk belajar. Banyaknya permintaan membuat Elsa yakin bahwa kini saatnya ia membagikan ilmunya untuk mereka yang terpanggil jiwanya dalam melayani sesama yang sedang dalam keadaan duka.

Kegiatan mulia itu sudah ia lakukan sejak Oktober 2019 lalu, dengan jumlah orang-orang yang terpanggil sebanyak 3 orang. Elsa membuka kesempatan untuk mereka yang mau belajar merias jenazah tanpa mematok harga.

Dengan biaya seikhlasnya, murid-murid Elsa membawa pulang ilmu memandikan jenazah, mengenakan baju pada jenazah, merias wajah jenazah, dan Elsa juga membekalkan sepaket lengkap alat dan bahan untuk merias jenazah kepada mereka. 

Belum lama ini, tepatnya 21 November 2019 lalu, tiga orang hadir ke rumah Elsa untuk belajar menjadi perias jenazah. Dengan tawa dan canda proses belajar mengajar berlangsung habiskan siang hari itu.

Alief Rendi datang dari Bogor mendedikasikan dirinya untuk menjadi perias jenazah. Ia datang bersama dengan sang isteri untuk belajar bagaimana mengemas jenazah hingga siap tutup peti. Ia hadir dengan niat baiknya dan berharap bisa memegang dan memberikan tongkat estafet dari Elsa untuk berbuat kebaikan.

Pria 33 tahun dengan kaos hitam ini antusias dalam mempelajari materi yang diberikan Elsa pada hari itu. Hal ini terlihat pada saat kursus berlangsung, Alif dengan penuh usaha mencoba mempraktikan cara memasang pakaian pada jenazah. Ia ingin menjadi seseorang yang dikenal unik dari yang lain dan bertekad untuk membuat elok jenazah sebelum masuk ke liang kubur.
“Penampilan terakhir itu hal terpenting sebelum masuk ke liang lahap,” ujarnya

 Perbuatan manusia, tidak bisa selamanya menjadi tolok ukur Sang Pencipta untuk memanggil hambaNya. Usia tidak ada yang tahu, kapan pun Tuhan memanggil, jika memang saatnya, terpanggillah. Sama halnya dengan seorang wanita tua yang ramah dipanggil dengan sebutan Opung. Ia telah menyelesaikan tugasnya di dunia. Dering telepon membangunkan Elsa dari lelapnya. Pagi itu, Elsa mendapat mandat untuk merias jenazah Opung, dengan sigap ia bersiap menuju lokasi tempat opung disemayamkan, Kampung Tengah, Condet, Jakarta Timur.

Berpakaian merah mudah berpadu hitam sambal membawa sekoper kecil alat makeup, ia berangkat dengan ojek daring yang ia pesan sebelumnya. Panas hujan ditempuh, namun semangat menolong tetap membara.

Tak lupa Elsa menghubungi kedua muridnya untuk turut hadir merias jenazah. Bertemu di lokasi persemayaman, suasana haru menyelimuti ruang tamu kediaman opung. Papan bunga pun berjajar di sepanjang sisi tembok rumah.

Elsa segera membuka perkakasnya tepat di sisi kiri jenazah. Elsa mengajak tim untuk berdoa sebelum mulai bertempur. Seperti biasanya ia memperkenalkan diri pada opung dan memohon izin agar dapat merias dengan tenang. Dengan bantuan kedua muridnya, Elsa dapat menyelesaikan riasan dengan tanpa halangan.

Hujan mengguyur Kampung Tengah sepanjang merias Opung, namun bukan menjadi penghalang untuk tetap bersyukur pada hari itu.

Komentar